Anggota DPRD Terpilih Kabupaten Halmahera Selatan Maluku Utara, Eliya Gebrina Bachmid, yang terseret dalam kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dengan tersangka Mantan Gubernur Maluku Utara, KH. Abdul Gani Kasuba, hingga saat ini belum ditetapkan sebagai tersangka.
Gebrina yang juga Bendahara DPC Partai Gerindra Kabupaten Halmahera Selatan Maluku Utara, selain terjerat kasus TPPU, dirinya juga dianggap telah mencoreng nama baik Partai Gerindra, terkait dengan pengakuannya sebagai penyedia wanita sebut saja (germo) untuk mantan Gubernur Maluku Utara, yang terungkap dalam persidangan beberapa waktu lalu, namun hingga saat ini, DPC Partai Gebrina, terkesan melindungi Gebrina dari sejumlah persoalan bahkan tidak diberikan sanksi etik.
Hal tersebut mendapat sorotan dari Akademisi Universitas Khairun Ternate, Abdul Kadir Bubu, yang menyebut status Gebrina saat ini masih sebagai saksi, meskipun keterlibatan Gebrina dalam kasus korupsi mantan Gubernur Maluku Utara AGK, layak ditingkatkan dari saksi mejadi tersangka, karna dalam persidangan Gebrina dinilai tidak kompratif dalam memberikan keterangan, bahkan berbelit-belit menjawab pertanyaan hakim. “Ada beberapa kasus yang diduga melibatkan Gebrina, mulai dari Germo, Gratifikasi hingga TPPU, dengan tujuannya untuk mendapatkan proyek dari Pemerintah Provinsi Maluku Utara,” kata Dade, sapaan akrab Abdul Kader Bubu.
Abdul Kadir bilang, selain hakim, Gebrina juga membuat jaksa tersinggung dengan keterangan Eliya yang berbelit-belit, sehingga Gebrina bisa dinilai tidak kooperatif dalam memberikan keterangan sebagai saksi di persidangan.
Sementara Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Halmahera Selatan, Masdar Karim, ketika dikonfirmasi terkait dengan kode etik yang diatur dalam AD ART Partai Gerindra, sebagai anggota DPRD terpilih, Gebrina yang disebut-sebut sebagai seorang germo. Namun, Masdar enggan berkomentar banyak. “Saya belum bisa memberikan keterangan, nanti kita ketemu ya,” singkat Masdar
