Beranda Pemerintahan Wawali Ternate, Hadiri Penandatanganan Nota Kesepahaman Unkhair Ternate dan Baranting

Wawali Ternate, Hadiri Penandatanganan Nota Kesepahaman Unkhair Ternate dan Baranting

6
0
Wakil Walikota Ternate, Nasri Aboubakar, kedua dari kiri saat menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Unkhair Ternate dan Badan Karantina Indonesia.

TERNATE- Wakil Walikota Ternate, Nasri Abubakar, pada Jumat 25 April 2025, menghadiri penandatanganan nota kesepahaman kerja sama strategis antara Universitas Khairun Ternate dan Badan Karantina Indonesia (Baranting) Indosesia yang berlangsung di Gedung Kuliah Terpadu SBSN Kampus 2 Unkhair, di Gambesi Kecamatan Ternate Tengah.

Nasri Abubakar, ketika diwawancarai usai menghadiri penandatanganan nota kesepahaman Unkhair Ternate dan Baranting Indonesia, Bahwa Pemerintah Kota Ternate menyambut baik kerja sama strategis kedua lembaga dalam rangka peningkatan kapasitas Sumber Saya Manusia (SDM), serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang karantina. “Pemerintah Kota Ternate berharap, dalam penandatanganan nota kesepahaman ini, Unkhair Ternate dan Barantin dapat merumuskan serta menetapkan kebijakan teknis di bidang karantina,” kata Nasri

Kegiatan penandatanganan nota kesepahaman yang berlangsung di Gedung Kampus Kuliah Terpadu SBSN itu, dihadiri selain Wakil Walikota Ternate, Nasri Abubakar, hadir juga Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara H. Sarbin Sehe, Wakil Rektor Unkhair, Kepala Balai Karantina Maluku Utara, Willy Indra Yunan, serta civitas akademika Unkhair dan jajaran Badan Karantina Indonesia.

Sementara Penandatanganan dilakukan langsung oleh Rektor Unkhair, Dr. M. Ridha Ajam, M.Hum, dan Kepala Badan Karantina Indonesia, Dr. Sahat M. Panggabean, dalam kerjasama tersebut menjadi tonggak penting dalam mempererat hubungan kelembagaan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia, serta ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perkarantinaan.

Kepala Pusat Pengembangan SDM Karantina, Dian SR Kusumastuti, menyampaikan bahwa nota kesepahaman ini menjadi dasar kuat bagi kedua lembaga untuk bersinergi dalam menjaga ketahanan dan keamanan hayati nasional. “Kesepahaman ini dirancang untuk menyatukan pola sikap dan pola tindak antara Unkhair dan Badan Karantina, sehingga implementasi ke depan bisa konkret dan berdampak,” ujarnya.

Rektor Unkhair, Dr. M. Ridha Ajam, M. Hum, menegaskan pentingnya kerja sama ini dalam mendukung indikator kinerja utama (IKU) kampus, terutama yang berkaitan dengan kolaborasi strategis lintas lembaga.

Rektor menyebut delapan fakultas di Unkhair, seperti Perikanan dan Ilmu Kelautan, Pertanian, Fakuktas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan hingga Teknik dan Fakultas Hukum, sangat relevan dalam mendukung kerja sama dengan Badan Karantina Indonesia. “Kami akan fokus pada implementasinya. Potensi pemanfaatan laboratorium bersama, pelibatan dosen dan mahasiswa dalam riset, hingga penyelenggaraan event ilmiah menjadi langkah nyata yang akan kami dorong,” jelas Dr. M. Ridha.

Wakil Gubernur Maluku Utara, H. Sarbin Sehe, dalam sambutannya menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, sinergi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan Badan Karantina sangat penting untuk menjaga ekosistem, mencegah wabah penyakit, serta memperkuat ketahanan pangan dan hayati di Maluku Utara. “Unkhair punya SDM yang besar, dan ini menjadi aset yang bisa kita dorong untuk penguatan daerah,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Indonesia, Dr. Sahat M. Panggabean, menggarisbawahi pentingnya dukungan akademik dalam menghadapi isu global di bidang karantina. “Ketika karantina berhadapan dengan negara-negara besar seperti AS, dukungan ilmiah dari perguruan tinggi sangat penting. Kolaborasi ini membuat kita lebih percaya diri dalam menjaga kedaulatan sumber daya alam Indonesia,” ucapnya.

Kata Dr. Sahat, pentingnya menjaga wilayah Maluku Utara dari ancaman penyakit hewan dan tumbuhan. “Kami ingin memastikan daerah ini tetap bebas dari PMK dan ancaman lainnya. Ketegasan karantina bukan soal gagah-gagahan, tapi tanggung jawab terhadap keselamatan bangsa,” tegasnya.

Unkhair menjadi perguruan tinggi ke empat yang menjalin MoU dengan Badan Karantina Indonesia tahun ini, setelah Universitas Sam Ratulangi, Universitas Syiah Kuala, dan Universitas Sriwijaya.

Dalam kesempatan ini, alumni Unkhair yang kini bertugas di Badan Karantina turut hadir, menandai kuatnya ikatan historis antara kedua institusi.

Kerja sama ini membuka peluang luas, mulai dari riset kolaboratif, pemanfaatan laboratorium, pengiriman pegawai karantina untuk studi lanjut di Unkhair, hingga penyusunan kurikulum berbasis kebutuhan sektor karantina nasional. “Tanpa perguruan tinggi, kami lemah. Tapi dengan sinergi ini, kita bisa tunjukkan bahwa Indonesia siap menjaga pintu-pintu masuknya,” tambah Dr. Sahat M. Panggabean, menyudahi sambutan. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini